Banyak wilayah yang mengalami frekuensi kejadian parah yang lebih besarcuaca dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan peningkatan tanah longsor sebagai dampaknya.
Memantau ketinggian air saluran terbuka & kecepatan aliran air & sensor ketinggian radar aliran air untuk Banjir, tanah longsor:
Seorang perempuan duduk pada 25 Januari 2024 di jendela rumah yang terendam banjir di Muaro Jambi, Jambi.
5 Februari 2024
JAKARTA – Banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh serangkaian peristiwa cuaca buruk telah merusak rumah dan membuat orang mengungsi di banyak wilayah di tanah air, mendorong otoritas lokal dan nasional untuk mengeluarkan peringatan publik mengenai potensi bencana hidrometeorologi.
Sejumlah provinsi di Tanah Air dilanda hujan lebat dalam beberapa pekan terakhir, sejalan dengan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhir tahun lalu bahwa musim hujan akan tiba pada awal tahun 2024 dan berpotensi menimbulkan banjir.
Beberapa wilayah di Sumatera yang saat ini sedang berjuang melawan banjir antara lain Kabupaten Ogan Ilir di Sumatera Selatan dan Kabupaten Bungo di Jambi.
Di Ogan Ilir, hujan deras menyebabkan banjir di tiga desa pada Rabu.Banjir pada hari Kamis telah mencapai ketinggian hingga 40 sentimeter dan berdampak pada 183 keluarga, dan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten tersebut.
Namun otoritas bencana masih berjuang untuk menangani banjir di Kabupaten Bungo, Jambi, yang telah mencatat banjir di tujuh kabupaten sejak Sabtu lalu.
Hujan deras menyebabkan Sungai Batang Tebo di dekatnya meluap, menggenangi lebih dari 14.300 rumah dan membuat 53.000 warga mengungsi di perairan setinggi satu meter.
Baca juga: El Nino Bisa Bikin 2024 Lebih Panas dari Rekor 2023
Banjir juga merusak satu jembatan gantung dan dua jembatan beton, kata Kepala BPBD Bungo Zainudi.
“Kami hanya punya lima perahu, padahal ada 88 desa yang terdampak banjir.Meski sumber daya terbatas, tim kami terus mengevakuasi warga dari satu desa ke desa lainnya,” kata Zainudi dalam keterangannya, Kamis.
Ia menambahkan, puluhan warga memilih bertahan di rumah mereka yang terendam banjir.
BPBD Bungo memantau pasokan makanan dan air bersih untuk warga yang terkena dampak sambil melakukan mitigasi potensi masalah kesehatan, kata Zainudi.
Seorang warga setempat bernama M. Ridwan, 48, tewas setelah menyelamatkan dua anak laki-laki yang tersapu air banjir di Kecamatan Tanah Sepenggal, lapor Tribunnews.com.
Ridwan mengalami asfiksia dan kehilangan kesadaran setelah menyelamatkan anak-anak tersebut, dan dinyatakan meninggal pada Minggu pagi.
Bencana di Pulau Jawa
Sejumlah wilayah di Pulau Jawa yang paling padat penduduknya juga terendam banjir setelah berhari-hari diguyur hujan deras, termasuk di tiga desa di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Jakarta juga terguncang akibat hujan deras selama beberapa hari terakhir yang menyebabkan Sungai Ciliwung meluap dan menenggelamkan wilayah sekitarnya, menyebabkan sembilan kelurahan di Jakarta Utara dan Timur terendam air setinggi 60 cm hingga Kamis.
Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan BNPB bekerja sama dengan Badan Sumber Daya Air DKI dalam melakukan upaya mitigasi.
“Kami bertujuan untuk segera mengurangi banjir,” kata Isnawa, Kamis, seperti dikutip Kompas.com.
Serentetan kejadian cuaca buruk yang terjadi belakangan ini juga menyebabkan tanah longsor di wilayah lain di Pulau Jawa.
Sebagian tebing setinggi 20 meter di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, runtuh pada Rabu dan menghalangi akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Kaliwiro dan Medono.
Baca juga: Pemanasan dunia mendekati batas kritis 1,5C pada tahun 2023: Monitor UE
Longsor tersebut diawali dengan hujan deras yang berlangsung selama tiga jam, kata Kepala BPBD Wonosobo Dudy Wardoyo seperti dikutip Kompas.com.
Hujan deras disertai angin kencang juga memicu tanah longsor di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menumbangkan pohon, dan merusak sejumlah rumah di 14 desa.
Frekuensi meningkat
Pada awal tahun, BMKG memperingatkan masyarakat mengenai potensi terjadinya cuaca buruk di seluruh negeri hingga bulan Februari, dan dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin topan.
Kemungkinan besar akan terjadi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat itu.
BMKG dalam keterangannya pada Senin menjelaskan, curah hujan tinggi yang terjadi akhir-akhir ini antara lain dipicu oleh monsun Asia yang membawa lebih banyak uap air berbentuk awan ke wilayah Indonesia bagian barat dan selatan.
Badan ini juga memperkirakan bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan sedang hingga lebat selama akhir pekan, dan memperingatkan potensi hujan lebat dan angin kencang di Jabodetabek.
Baca juga: Peristiwa Iklim Ekstrem Hampir Picu Kepunahan Nenek Moyang Manusia: Studi
Banyak wilayah yang mengalami frekuensi cuaca buruk yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Banjir yang terjadi hampir seminggu di Bungo Jambi merupakan bencana ketiga yang dialami kabupaten tersebut.
Waktu posting: 10 April-2024